Menurut saya, sekali lagi menurut saya, bisa benar dan bisa juga salah, silahkan mengkritisinya :
Sementara baru 2 Harakah yang paling menakutkan musuh islam :
1. TANDZIM AL QAEDA, sungguh aksi2x jihadnya sangat fenomenal, dengan pondasi aqidah ahlus sunnah, ghirah dakwah dan jihadnya luar biasa. yahudi dan sekutunya sangat takut dengan harakah ini, karena musuh islam takut mati dan cinta dunia.
2. HARAKAH IKHWANUL MUSLIMIN, kejeniusan dan strategi perjuangannya sangat menakutkan musuh2x islam, aqidah salafus shalih, dakwah, serta jihad selalu brsama mereka, HAMAS sangat ditakuti yahudi laknatullah.
Harakah lain yang masih bisa dikatakan hanif adalah Hidayatullah, Persis, Muhammadiyah, Sabili, dll saya tak bisa sevut satu persatu.
Harakah yang banyak catatannya adalah Salafy yang mirip murjiah, HT yang mirip mu’tazilah, NU yang mirip tasawuf agak menyimpang, dll.
Wallahu a’lam.
Ada coment…?
Nampaknya anda memakai standar ganda. Ketika mengomentary salafy sebagai mirip murji’ah anda memakai penilaiannya Al-Qaidah dan kelompok-kelompok “jihadis”. Namun ketika menilai ikhwanul muslimin anda pake penilaian sendiri. Coba lihat bagaimana penilaian Al-Qaeda dan kelompok-kelompok “jihadis” terhadapa harakah ikhwanul muslimin? Bahkan diantara mereka sampai mengatakan “Kami dan Hamas Tidak Seaqidah”.
Coba lihat perkataan tokoh mereka di link ini.
http://millahibrahim.wordpress.com/2009/12/01/kami-hamas-tidak-seaqidah-merekalah-yang-umumkan-hal-itu/
Allahu a’lam.
Teruntuk Febri, sebetulnya klo saya mau bilang bahwa kalian adalah khawarij bisa saja, namun saya memandang bahwa jihad kalian adalah fenomenal menurut saya, oleh karena itu baguslah kalian tidak saya katakan khawarij. Salafy sendiri menuduh kalian adalah khawarij, dan sebaliknya kalian menuduh salafy adalah murji’ah. Klo saya bilang kalian dan salafy tidak kedua2xnya, tetapi kalian MIRIP khawarij, dan salafy mirip MURJIAH, sebagaimana HT mirip Mu’tazilah. Ini ada sedikit tulisan buat antum :
Muslimin Malaysia Tanyakan Pertentangan Hamas dengan “Fatah” dan “Jundu Nashrullah”
Posted on September 18, 2009 by admin
i
1 Votes
Quantcast
“Kami sangat bersemangat membantu jihad di Palestina, tetapi Hamas kemudian berkelahi dengan sesama saudaranya Muslim Palestina, seperti ‘Fatah’ dan ‘Jundu Nashrullah’ atau ‘Emirat Islam’. Bagaimana ini?”
Begitulah pertanyaan yang paling sering diajukan oleh masyarakat Malaysia di beberapa kota kepada tim Rabithah Ulama Palestina yang sedang berkunjung ke negeri itu di paruh akhir bulan suci Ramadhan ini.
Ketua tim tersebut, Syeikh Abu Bakar Al-‘Awawidah, penasihat senior Rabithah Ulama Palestina di Suriah, memberikan jawaban mengenai masalah Hamas (Harakah Muqawamah Al-Islamiyah) dengan Fatah dan Jundu Nashrullah secara terinci.
Syeikh Abu Bakar menyebutkan, bahwa dalam Piagam Pendirian Hamas (1987) ada pasal khusus yang menyebutkan, bahwa, “PLO (Palestinian Liberation Organization) dan sayap militernya Fatah adalah saudara kami seperjuangan selama mereka berada di jalan Allah dan membela hak-hak rakyat Palestina.”
Jadi sejak awal pendiriannya, Hamas tidak pernah berinisiatif memerangi PLO yang waktu itu dipimpin oleh Yaser Arafat dan Fatah, sayap militernya. Para pemimpin Hamas seperti Asy-Syahid Syeikh Ahmad Yasin, sengaja memisahkan diri dari PLO, di mana selama puluhan tahun mereka juga berada di dalamnya, dengan tujuan untuk menegaskan garis perjuangan rakyat Palestina agar semata-mata untuk menegakkan Islam dan mencari keridhaan Allah Ta’ala.
“Perjuangan membebaskan Palestina dan Masjidil Aqsa,” kata Syeikh Abu Bakar, “tidak akan pernah menang tanpa pertolongan Allah. Dan pertolongan Allah hanya akan turun kalau bangsa Palestina taat kepada Allah dan menegakkan Syariat Islam secara istiqamah.”
Inilah yang menjadi alasan utama berdirinya Hamas, ujarnya. Namun seiring berjalannya waktu, kata beliau, terutama sejak wafatnya Yaser Arafat tahun 2004, Fatah semakin bersikap kompromistis dan akrab dengan Zionis Israel.
Syeikh Abu Bakar menyatakan, “Kami memiliki bukti berupa foto-foto otentik, bahwa Mahmoud Abbas dan Muhammad Dahlan (komandan militer dan intelijen Fatah) sudah sejak tahun 1996, secara rahasia di belakan Yasser Arafat, menjalin hubungan sangat akrab dengan pemerintah Zionis Israel, terutama para pejabat intelijennya.”
Bahkan di dalam foto-foto yang juga diserahkan kepada http://www.hidayatullah.com tersebut nampak kedua tokoh yang kini menjadi pucuk pimpinan Fatah itu bergaul mesra dengan para pejabat tinggi Zionis Israel.
Di foto-foto tersebut juga nampak Dahlan berpelukan dan berciuman pipi dengan Madeline Albright, menteri luar negeri Amerika Serikat semasa pemerintahan Presiden Bill Clinton. Albright adalah seorang Yahudi keturunan Finlandia.
Kelak Abbas dan Dahlan inilah yang secara resmi didukung Amerika Serikat, Israel dan negara-negara Barat menjadi Presiden Otorita Palestina (OP). Sebuah badan yang menjalankan kekuasaan internal atas rakyat Palestina di kawasan Tepi Barat dan Gaza. Namun sejak 2006 Gaza dibebaskan oleh Hamas dari kekuasaan OP.
“Dengan kedekatan seperti itu,” kata Syeikh Abu Bakar, “pantaslah kalau dengan mudah Mahmoud Abbas membatalkan semua kesepakatan yang telah dibuatnya dengan para pemimpin Hamas, Khalid Misy’al dan Ismail Haniyah di depan Ka’bah di Masjidil Haram tahun 2007 yang lalu.”
Menurut, Syeikh Abu Bakar, pertentangan yang terjadi sebenarnya bukan antara Hamas dengan Fatah. Karena sebagian besar sayap militer Fatah seperti Fatah Intifadhah, Brigade Al-Quds, Brigade Nashr Shalahuddin dan lain-lain tetap bergabung bersama gerakan muqawamah (perlawanan) seperti Hamas dan Jihad Islam.
Jadi, Syeikh Abu Bakar menyimpulkan, pertentangan yang terjadi adalah antara rakyat dan Mujahidin Palestina melawan para Munafiqin dan Pengkhianat atas perjuangan Palestina.
Jundu Nashrullah alias Emirat Islam
Sedangkan mengenai pertempuran baru-baru ini antara “Al-Qaidah” dengan Hamas, Syeikh Abu Bakar menyebut, bahwa mereka bukan Al-Qaidah, melainkan Khawarij Hadzihil Ummah (orang-orang yang keluar dari barisan umat ini).
Syeikh Abu Bakar mengutip hadits Rasulullah Saw, “Kelak akan datang suatu masa di mana kalian akan bertemu dengan sekelompok orang yang tilawah Al-Quran-nya, shalatnya dan ibadah lainnya, akan membuat kalian merasa rendah diri karena begitu bagus dan khusyu’nya mereka. Tetapi ketahuilah bahwa bacaan Al-Quran mereka tidak masuk ke hati, melainkan hanya sampai ke leher mereka. Mereka ini menjadi kafir seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Mereka berkasih sayang dengan orang selain Muslim tetapi sangat mudah menumpahkan darah saudaranya sesama Muslim. Mereka inilah Khawarij Hadzihil Ummah.”
Sebenarnya, menurut Syeikh Abu Bakar, mereka ini sudah ada sejak setahun yang lalu. Perilaku mereka, kata beliau, persis seperti yang pernah ditunjukkan oleh kaum Khawarij yang membunuh Khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib Radhiallaahu ‘anhu.
Kata Syeikh Abu Bakar, “Hamas sudah mengirimkan 30 orang doktor Syari’ah untuk duduk bersama dan berdialog dengan mereka mengenai bagaimana cara yang benar menegakkan Syariat Islam. Diantaranya adalah Dr. Marwan Abu Rasy, Dr. Abdurrahman Jamal dll. Tetapi mereka tetap merasa bahwa Islam yang benar adalah yang mereka yakini.”
Ketika terjadi Ma’rakatul Furqon (pertempuran yang membedakan Al-Haq dan Al-Bathil) di Gaza awal tahun ini, Hamas memberikan senjata kepada mereka yang kemudian mereka gunakan untuk memerangi Hamas sendiri.
Bahkan waktu itu, menurut Syeikh Abu Bakar, Hamas juga memberitahukan kepada mereka banyak terowongan rahasia dan tempat-tempat militer strategis. Namun selama pertempuran 23 hari di Gaza waktu itu, mereka tidak sekalipun memuntahkan pelurunya ke arah Yahudi dan tidak satupun membunuh Yahudi.
Beberapa bulan yang lalu kelompok yang diperkirakan berkekuatan sekitar 300 orang ini mulai membuat kekacauan. Di Khan Yunis mereka melakukan peledakan atas sebuah walimatul ‘ursy (pesta pernikahan) dan membunuh para undangan, karena dianggap acara itu mengandung maksiat.
Begitu juga mereka meledakkan warung-warung internet karena menganggapnya sebagai pusat-pusat kemaksiatan. Bahkan, salah satu ulama yang dikirim oleh Hamas untuk berdialog, Dr. Marwan Abu Rasy, rumahnya dipasangi ranjau oleh mereka.
Syeikh Abu Bakar menegaskan, bahwa keberadaan kelompok ini sangat berbahaya bagi umat Islam di Gaza dan Palestina. “Ketika kami sibuk melawan Zionis Israel, mereka justru sibuk membuat kekacauan di tengah rakyat. Mereka menyebut pemerintahan PM Ismail Haniyah sebagai pemerintahan murtad,” kata Syeikh Abu Bakar.
Terakhir, Hamas mengirimkan seorang komandan Brigade ‘Izzuddin Al-Qassam untuk melakukan dialog dengan mereka, tetapi komandan tersebut justru mereka tembak dari belakang sampai syahid.
Kata Syeikh Abu Bakar, kelompok ini kemudian semakin giat menghalalkan darah dan harta para Mujahidin, serta giat menyebarluaskan isu jahat di kalangan rakyat Gaza. “Mereka pada dasarnya sedang melakukan makar kepada umat Islam.”
Syeikh Abu Bakar menutup penjelasannya, “Keputusan Hamas memerangi mereka sebenarnya keputusan yang sangat berat dan pahit. Akhirnya Hamas terpaksa menyerang mereka yang berada di Masjid Ibn Taimiyah.”
“Ketika Hamas berusaha menangkap Dr. Abdul Latif Musa untuk menyelesaikan masalah dengan cara dialog, dia malah meledakkan dirinya sampai mati dan menganggapnya sebagai ‘amaliyah istisyhadiyah (bom syahadah).”
Menurut Syeikh Abu Bakar, saat ini rakyat dan para Mujahidin Gaza sedang berjuang kembali ke Al-Islam, melawan makar Zionis Israel, serta membangun kembali kehidupannya setelah dihancurkan Israel. “Lalu kenapa ketika 1,5 juta jiwa rakyat Gaza sedang berjuang, kemudian ada sekelompok kecil orang yang mengacaukan keadaan, justru dibesar-besarkan dan dipromosikan oleh kantor-kantor berita Barat? Ada apa di balik ini semua?” tanya Syeikh Abu Bakar. [Muhammad ‘Isa/hidayatullah]
Foto [Atas] Dr. Abd Latif Musa. Foto [Bawah] Komandan Fatah, Mohammad Dahlan, akrab bersama pejabat militer Israel
Saya ada beberapa yg setuju dg anda,namun perlu di ingat bahwa tingkat kesalafian seseorang satu dan lain berbeda.tapi ngaku ngaku salafi kalo hanya ngomong saja gak ada gebrakan ya percuma,kalo hanya menyakahkan ,mengkritsi ini bukan salaf,itu bukan salaf bla bla bla itu sih anak SD saja bisa…….ROCK N ROLL>>>>>>>
hari gini masih ngributin yang beginian, APA KATA DUNIA????
@Mas Petualang
Ane bukan pendukung mereka tapi ada yang aneh dari tanggapan antum. Pada awalnya antum mengatakan mereka paling dekat dengan salafush shaleh tapi setelah saya sampaikan bahwa mereka memerangi HAMAS kemudian antum berbalik mengatakan mereka mirip khawarij. Ajiiiib…!
Kesimpulan saya antum memakai standar ganda dan tanaqudh/kontradiktif. Ketika mencela salafy ente memanfaatkan celaan kelompok “jihadis” terhadap salafy tetapi ente tidak mau memakai penilain kelompk “jihadis” terhadap IM.
Allahu a’lam
Terima kasih mas febri, betul apa yang antum sampaikan, yah memang saya memakai standard ganda, karena memang itu yang saya yakini, dan saya juga meyakini bahwa pendapat saya bisa saja salah, jika ada riwayat shahih yang bertentangan dengan pendapat saya maka ambillah riwayat itu. Mudah bukan, sebagaimana “murjiah” dan “khawarij” mereka pun bisa benar dan bisa saja salah, no maksum except rosulullah, betul kan?
Untuk Ikhwanul Muslimin mereka memiliki manhaj baru yaitu mendahulukan politik,apakah Rasulullah berdakwah memprioritaskan politik atau tauhid ya itu ???^__^
Setiap zaman ada yg.sama,dan ada yg.berbeda..kelihatannya berbeda..boleh jadi tidak menyelisihi…kita hanya mencoba berbuat..bentuknya boleh jadi tidak sama..kita dibatasi kemampuan..lihatlah muslim spanyol..tìnggal kenangan..
Dalam Surah An-Nur Ayat 55. Allah bejanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh akan diberikan KHILAFAH…Nah,nanti kita lihat saja hari H nya khilafah akan diberikan kepada kelompok mana,apa diberikan kepada Hizbullah Libanon,Wahhabi/salafiyyun Saudi,Ikwanul Muslimin Mesir,Hamas Al Quds,NU+Muhammadiyah Indonesia,Jamaah Tabligh India,Ahmadiyah Inggris,kita belum tahu….saya tidak pake dalil naqli,karena semua kelompok sudah pake dalil Naqly(Al Qur’an dan As-Sunnah),alias sudah pinter-pinter semua. Jika amal sholehnya mancing maka janji-Nya dapet ikan,walau tak pasti,karena janji-Nya bersifat kawniyah,Jika amal shalehnya tanam padi maka janji-Nya dapat beras dst,jika yang bukan nelayan dan petani mau ikan dan beras harus beli,Nah jika amal shalehnya Menegakkan,memeperjuangkan khilafah,mestinya kelompok tersebut dapat Khilafah,dan Khilafah itu real/nyata!seperti nyatanya ikan dan beras,Jika kelompok-kelompok yang hanya menunggu tentu dapat menikmati Khilafah juga dengan bekal iman dan aqidah yang dikaji oleh kelompoknya masing-masing walau harus terpaksa mengakui keberadaan kelompok yang berpengaruh terhadap dunia/terkemuka tersebut, dikarenakan khilafah yang berkuasa adalah pemikiran dan perasaan(baca:ideologinya) yang diusung oleh kelompok tersebut.Jadi kita tidak perlu kleim! tapi Bukti!Hanya persoalan waktu yang akan membuktikan kelompok dawah mana yang thariqah dakwahnya mendekati, mengikuti dan mencontoh dakwah Rasul-Nya.Adakah antum melihat kelompok yang yang secara jelas dan tegas mendakwahkan Khilafah,sebagaimana jelas dan tegasnya nelayan dan petani untuk mendapatkan ikan dan beras?
Teruntuk mas adah, silahkan antum yakini pendapat antum sebagamana saya yakini pendapat saya, ga usah dibuat pusing, antum bisa benar bisa juga salah. So yang pasti hizbut tahrir adalah mu’tazilah gaya baru, dan salafy adalah murji’ah gaya baru. Wallahu a’lam
Ikhwanul Muslimin: Mubarak Akan Segera Mengundurkan Diri
Sabtu, 29/01/2011 08:06 WIB | email | print | share
Ikhwanul Muslimin telah mengatakan bahwa Presiden Mesir Hosni Mubarak akan mengundurkan diri.
Pukul 11:51 malam waktu Kairo pada hari Jumat malam (28/1), Ikhwanul Muslimin di situs resminya Ikhwanweb.com memposting kalimat: “Setengah-menegaskan: Diktator akan mundur, keluarganya melarikan diri dari negara secara diam-diam.”
Puluhan ribu pengunjuk rasa di seluruh negeri turun ke jalan setelah shalat Jumat dan bentrok dengan polisi.
Pihak berwenang Mesir menutup internet dan layanan ponsel di negara itu pada Kamis lalu dan memberlakukan jam malam di kota-kota besar.
Sedikitnya telah bertambah 21 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka sejak demonstrasi melawan pengangguran, korupsi, dan kenaikan harga mulai empat hari lalu.
Lebih dari 1.000 orang telah ditangkap selama unjuk rasa yang dimulai Selasa lalu.(fq/prtv)
Sumber: eramuslim.com
Menyikapi Peristiwa yang Terjadi di Tunisia, Mesir dll.
Oleh Muhammad Royhan pada 28 Januari 2011 jam 9:35
Sebagai orang yang mengklaim dirinya muslim yang mengikuti Qur’an dan Sunnah, sudah seharusnya mengetahui koridor-koridor agama dalam menyikapi seorang penguasa. Hal ini penting sekali dikarenakan banyaknya kelompok-kelompok yang mengidentikkan kelompok mereka pada islam dan yang semakna dengannya, namun asas-asas pergerakan mereka menyelisihi perintah-printah yang Allah dan rasul-Nya tetapkan.
AHLUS SUNNAH TAAT KEPADA PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah wajibnya taat kepada pemimpin kaum Muslimin selama mereka tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiyatan, meskipun mereka berbuat zhalim. Karena mentaati mereka termasuk dalam ketaatan kepada Allah, dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah wajib.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kalian”[An-Nisaa : 59]
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan” [1]
Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Wajib atas seorang Muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) pada apa-apa yang ia cintai atau ia benci kecuali jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan. Jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.” [2]
Apabila mereka memerintahkan perbuatan maksiyat, saat itulah kita dilarang untuk mentaatinya namun tetap wajib taat dalam kebenaran lainnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya : …Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah Yang Mahamulia lagi Mahatinggi, tetaplah mendengar dan mentaati, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak hitam…“ [3]
Ahlus Sunnah memandang bahwa maksiat kepada seorang amir (pemimpin) yang muslim merupakan perbuatan maksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia telah taat kepada Allah dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia telah durhaka kepada Allah, barangsiapa yang taat kepada amirku (yang muslim) maka ia taat kepadaku dan barangsiapa yang maksiat kepada amirku, maka ia maksiat kepadaku.” [4]
Imam al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin Muhammad bin Abi al-‘Izz ad-Dimasqy (terkenal dengan Ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H) rahimahullah berkata: “Hukum mentaati ulil amri adalah wajib (selama tidak dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipatgandakan pahala. Karena Allah Azza wa Jalla tak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu bergantung pada amal perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampunan, bertaubat dan memperbaiki amal perbuatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan musibah apa saja yang menimpamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaaf-kan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan).” [Asy-Syuraa: 30]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman.
“Artinya : Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”[Al-An’aam: 129]
Apabila rakyat ingin selamat dari kezhaliman pemimpin mereka, hendaknya mereka meninggalkan kezhaliman itu juga.” [5]
Syaikh al-Albani rahimahulah berkata: “Penjelasan di atas sebagai jalan selamat dari kezhaliman para penguasa yang ‘warna kulit mereka sama dengan kulit kita, berbicara sama dengan lisan kita’ karena itu agar umat Islam selamat:
[1]. Hendaklah kaum Muslimin bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
[2]. Hendaklah mereka memperbaiki ‘aqidah mereka.
[3]. Hendaklah mereka mendidik diri dan keluarganya di atas Islam yang benar sebagai penerapan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d: 11]
Ada seorang da’i berkata:
“Tegakkanlah negara Islam di dalam hatimu, niscaya akan tegak Islam di negaramu.”
Untuk menghindarkan diri dari kezhaliman penguasa bukan dengan cara menurut sangkaan sebagian orang, yaitu dengan memberontak, mengangkat senjata ataupun dengan cara kudeta, karena yang demikian itu termasuk bid’ah dan menyalahi nash-nash syari’at yang memerintahkan untuk merubah diri kita lebih dahulu. Karena itu harus ada perbaikan kaidah dalam pembinaan, dan pasti Allah menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : … Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Maha Perkasa”[Al-Hajj: 40] [6]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah menganjurkan agar menasihati ulil amri dengan cara yang baik serta mendo’akan amir yang fasiq agar diberi petunjuk untuk melaksanakan kebaikan dan istiqamah di atas kebaikan, karena baiknya mereka bermanfaat untuk ia dan rakyatnya.
Imam al-Barbahari (wafat tahun 329 H) rahimahullah dalam kitabnya, Syarhus Sunnah berkata: “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendo’akan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Jikalau aku mempunyai do’a yang baik yang akan dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin.” Ia ditanya: “Wahai Abu ‘Ali jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata: “Apabila do’a itu hanya aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku, namun apabila aku tujukan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara akan merasakan manfaat dan kebaikannya.”
Kita diperintahkan untuk mendo’akan mereka dengan kebaikan bukan keburukan meskipun ia seorang pemimpin yang zhalim lagi jahat karena kezhaliman dan kejahatan akan kembali kepada diri mereka sendiri sementara apabila mereka baik, maka mereka dan seluruh kaum Muslimin akan merasakan manfaat dari do’anya.” [6]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam ASy-Safi’i, Cetakan Ketiga. PO Box 7803/JACC 13340
__________
Foote Note
[1]. HR. Al-Bukhari (no. 4340, 7257), Muslim (no. 1840), Abu Dawud (no. 2625), an-Nasa’i (VII/159-160), Ahmad (I/94), dari Sahabat ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (1/351 no. 181) oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah.
[2]. HR. Al-Bukhari (no. 2955, 7144), Muslim (no. 1839), at-Tirmidzi (no. 1707), Ibnu Majah (no. 2864), an-Nasa’i (VII/160), Ahmad (II/17, 142) dari Sahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma. Lafazh ini adalah lafazh Muslim.
[3]. HR. Ahmad (IV/126,127, Abu Dawud (no. 4607) dan at-Tirmidzi (no. 2676), ad-Darimi (I/44), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (I/205) dan al-Hakim (I/95-96), dari Sahabat ‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Lafazh ini milik al-Hakim.
[4]. HR. Al-Bukhari (no. 7137), Muslim (no. 1835 (33)), Ibnu Majah (no. 2859) dan an-Nasa’i (VII/154), Ahmad (II/252-253, 270, 313, 511), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (X/41, no. 2450-2451), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
[5]. Lihat Syarhul ‘Aqiidah ath-Thahaawiyyah (hal. 543) takhrij dan ta’liq Syu’aib al-Arnauth dan ‘Abdullah bin ‘Abdul Muhsin at-Turki.
[6]. Lihat Syarhus Sunnah (no. 136), oleh Imam al-Barbahary.
Tambahan, tafsir ayat ini
“Artinya : Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”[Al-An’aam: 129]
adalah :
Ayat di atas adalah dalil yang menunjukkan jika rakyat suatu negara itu zalim (baca: gemar maksiat, korupsi dll) maka Allah akan mengangkat untuk mereka penguasa yang zalim semisal mereka. Jika mereka ingin terbebas dari kezaliman penguasa yang zalim maka hendaknya mereka juga meninggalkan kemaksiatan yang mereka lakukan.
(Tafsir Al Kabir wa Mafatih Al Ghaib karya Muhammad ar Razi 13/204 cetakan Dar al Fikr 1981/1401).
Bukankah korupsi telah terjadi di negara ini hampir disegala lini kehidupan dari yang kecil sampai yang besar?
Mengapa kita tidak mendoakan para pemimpin kita kebaikan?
Pernahkah kita mendoakan pemimpin kita?
Bukankah doa orang yang dizalimi tidak tertolak?
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu telah meriwayatkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الإِمَامُ العَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يَفْطُرَ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ.
“Tiga doa yang tidak tertolak: Doa pemimpin yang adil, orang yang puasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi”
[HR. at Tirmidzi dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, no. 1432]
Imam Syafi’i berkata dalam wasiatnya:
“Dan hendaknya taat kepada pemimpin selagi mereka masih shalat dan mencintai mereka dan tidak memberontak mereka”. [Dir. oleh Al-Hakkari dalam I’tiqod Imam Syafi’i hlm 16 dan Abdul Ghoni bin Abdul Wahid al-Maqdisi sebagaimana dalam Al-Amru bil Ittiba’ hlm. 313 oleh as-Suyuthi]
Beliau juga menganjurkan kepada kita untuk mendoakan kabaikan untuk para pemimpin:
“Dan hendaknya mendoakan kebaikan bagi para pemimpin kaum muslimin dan tidak memberontak mereka”
[I ‘tiqod Imam Syafi’i hlm. 18 oleh al-Hakkari]
Beginikah manhaj Ikhanul Muslimin merupakan manhaj salafush shalih kok sama saja kayak manhaj Khawarij ya yang selalu menyerukan gulingkan pemerintah/penguasa/pemimpin yang zhalim…^_^
okelah kawan, jangan dibuat pusinglah, klo nt masih meyakini salafi yg terbaik yah jalani saja. Bukankah nt menganggap im dan alqaeda adalah khawarij, perangi saja mereka, emang berani salafi? Kepada pembaca yang budiman, klo pembaca yakin bahwa salafi adalah yg terbaik, ikutilah mereka… Klo saya sampai saat ini menilai bahwa im dan alqaeda adalah yang terbaik. BRAVO
Kok bisa sih,masih menganggap IM masih dianggap terbaik ya. Ah ente nih dah ada kebenaran tapi membela kebatilan aja ya. Jangan2 ente berdakwah ada maksud tertentu ya. Padahal sudah ada bukti nyata dan jelas.
Bagi saya kalau anda berpaham untuk diri sendiri sih ya terserah. Masalahnya anda menulis paham anda di blog ini walaupun blog pribadi sih tapi anda telah mengajak banyak orang untuk berpaham seperti anda melalui blog pribadi anda ini.
ALHAMDULILLAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH SUDAH MEMERANGI MEREKA DENGAN TULISAN2 PARA ULAMA. BUKTINYA BANYAK TUH PARA PEMBELA IM DAN AL QAEDAH YANG MERADANG TUH.
Harakah yang banyak catatannya adalah Salafy yang mirip murjiah, HT yang mirip mu’tazilah, NU yang mirip tasawuf agak menyimpang, dll.
FAHRUL SAYS:
APAKAH KITA TAK MENGAFIRKAN SEORANG PEMIMPIN YANG TAK BERHUKUM ISLAM KARENA HUKUM ASAL DARI BERHUKUM KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH KUFUR ASGHAR (KUFUR KECIL,DI MANA PELAKU DOSA BESAR BELUM MURTAD) DAN BELUM ADA SATU ULAMA AHLUSSUNNAH PUN YANG MENGAFIRKAN,KALAU PUN ADA APAKAH SEMUA ULAMA BERSEPAKAT MENGAFIRKAN PADAHAL BARU IJTIHAD(BAHKAN ADA PERSELISIHAN DALAM HAL TEGAKNYA HUJJAH KEPADA PELAKU APAKAH LANGSUANG KAFIR ATAU TIDAK) DISEBUT MURJIAH. EMANK DARI DAHULU AHLI BID`AH SELALU MENCARI KEBENARAN HANYA BERDASARKAN HAWA NAFSU MEREKA SENDIRI. BILA ADA FATWA MENDUKUNG TAK ADA HABIS2NYA MEREKA MEMBELA GILIRAN SEBALIKNYA CEPAT2 MENGATAKAN ULAMA ITU HANYA TAU MASALAH CELANA DALAM WANITA SEPERTI HAIDH DLL
Penilaian yg prematur… Ingat barang siapa mengatakan ‘hai fasik’, jika benar fasik maka benarlah ucapan itu, tapi jika tidak maka yg tuduhan itu kembali pada penuduh. Apalagi mengatakan saudaranya murjia, muktazilah, khawarij. Tidak sepantasnya kita saling bermusuhan, IM, salafi jihadi, HT, dll, kita adlh saudara.
ZUL
Silakan mendengar video dari http://www.rasuldahri.com yaitu
http://vimeo.com/groups/46435/videos/12753552(Mengapa Saya Menulis tentang Ikhwanul Muslimin (Ust Rasul Dahri),
http://vimeo.com/groups/46435/videos/14153028(Jarah wa Taadil Terhadap Ikhwanul Muslimin 1/2 (Ust Rasul Dahri),
http://vimeo.com/groups/46435/videos/14155866(Jarah wa Taadil Terhadap Ikhwanul Muslimin 2/2 (Ust Rasul Dahri)
@ZUL
Silakan mendengar video dari http://www.rasuldahri.com yaitu
http://vimeo.com/groups/46435/videos/12753552 (Mengapa Saya Menulis tentang Ikhwanul Muslimin (Ust Rasul Dahri),
http://vimeo.com/groups/46435/videos/14153028 (Jarah wa Taadil Terhadap Ikhwanul Muslimin 1/2 (Ust Rasul Dahri),
http://vimeo.com/groups/46435/videos/14155866 (Jarah wa Taadil Terhadap Ikhwanul Muslimin 2/2 (Ust Rasul Dahri)
Kami Tidak Tinggal Diam Wahai Palestina!!!
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillaahi –l Khaaliqil kauni wa maa fiih, wa jaami’in naasi li yaumin laa raiba fiih. Asyahadu an laa ilaaha illallaah, wa anna Muhammadan rasuulullaah… wa ba’d…
Perhatian dunia dalam beberapa hari ini tertuju pada Jalur Gaza. Invasi tentara Yahudi ke Gaza menelan banyak korban terutama wanita dan anak-anak. Korban luka-luka semakin memperbanyak deretan korban meninggal dunia. Dunia pun merespon dengan berbagai macam aksi.
Di antara aksi sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang menimpa kaum muslimin di Palestina itu adalah aksi berupa bantuan kemanusiaan. Yang paling menonjol dalam hal bantuan tersebut adalah Saudi Arabia, di bawah pimpinan Raja Abdullah bin Abdul Aziz –ayyadahullah-. Ini bukan klaim tanpa bukti. Sebagai contoh: Program “Donasi Untuk Palestina” digencarkan, walaupun sudah sejak lama dicanangkan. Rumah-rumah sakit ternama di pusat kerajaan Saudi difokuskan untuk menangani korban luka-luka akibat serangan kaum Yahudi tersebut. Bantuan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan juga terus mengalir sampai tulisan ini diturunkan. Kalangan ulama pun tidak tinggal diam. Baik perseorangan maupun lembaga/organisasi. Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh dan Syeikh Abdurrahman As Sudais mengecam dengan keras aksi serangan tersebut dalam khutbah jum’at mereka. Mereka dan umumnya para khatib di Saudi tidak lupa mendo’akan kaum muslimin Palestina secara khusus. Lajnah Daa’imah juga mengeluarkan pernyataan dalam menyikapi tragedi di Jalur Gaza tersebut. Dan masih banyak lagi bentuk bantuan baik materi maupun moril/spirit.
Namun ada segelintir orang menutup mata dengan kenyataan ini dan berkomentar, “Saudi Arabia adalah negara yang takut dengan Amerika dan kurang memberikan bantuan yang konkrit kepada kaum muslimin di Palestina.” atau kalimat yang semisalnya.
Terhadap siapa saja yang berkomentar seperti di atas, saya katakan:
Apakah maksud Anda dengan kata ‘konkrit’ bahwa Anda menginginkan agar Pemerintah Saudi mengirimkan tentaranya ke Palestina untuk menghantam pasukan Israel? Baiklah jika memang demikian, apakah Amerika akan tinggal diam? Padahal Allah berfirman (yang artinya), “…dan janganlah kalian menjatuhkan diri-diri kalian dalam kebinasaan…” (Qs. Al Baqarah: 195)
Taruhlah seperti apa yang Anda inginkan bahkan lebih dari itu -semua pemerintah negara muslim mengizinkan rakyatnya untuk berjihad ke palestina dan saya berhusnudzdzan Anda akan ikut serta di dalamnya-, maka Anda akan berjihad di bawah bendera siapa di Palestina? Di bawah bendera HAMAS kah? Atau berspandukkan AL FATH? Atau barangkali di bawah komando Jihad Islami Palestina (JIP)? Atau Anda memimpin laskar jihad yang Anda buat sendiri? Tahukah Anda bahwa jihad bukan hanya perkara mengucapkan dan meneriakkan, “…’Isy kariiman… aw Mut syahiidan…” (Hiduplah dalam kemuliaan atau matilah sebagai syahid)? Namun jihad membutuhkan seorang imam dan tandhim (taktik dan siasat perang). Dan yang lebih penting lagi, apakah Anda yakin bahwa masing-masing front/partai/hizb itu berperang untuk meninggikan kalimat Laa ilaaha illallaah? Qul Haatu burhaanakum in kuntum shaadiqiin.
Jika Anda mengatakan, “Kaum muslimin harus berada dalam satu barisan dalam menghadapi dan menyikapi Yahudi.”, maka saya tidak berbeda pendapat dengan Anda. Bahkan tidak ada dua orang muslim yang berselisih pendapat tentangnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya (yang artinya): “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. Ash Shaff: 4)
Namun bagaimana Anda bisa mempersatukan barisan kaum muslimin untuk berjihad, sedangkan di tengah-tengah mereka masih banyak kaum muslimin yang menyembah kuburan, menghambakan diri kepada dukun (dengan mematuhi persyaratannya atau menjalankan lelaku walaupun bertentangan dengan syari’at), paranormal (dengan membenarkan berita gaib yang sampai kepadanya), dan tukang pelet? Bagaimana pula halnya kalau kaum muslimin yang terjun di medan jihad, banyak di antara mereka yang memakai jimat, atau membaca mantera-mantera yang telah dirajah oleh mbah-mbah dukun supaya kebal senjata api dan agar tidak terdeteksi oleh radar?! Bagaimana Anda akan mempersatukan kaum muslimin dalam rangka jihad, kalau segolongan di antara mereka tidak akan berangkat perang sebelum melakukan thawaf (mengelilingi) kuburan seseorang yang dianggap wali? Atau bagaimana pula jika segolongan yang lain tidak akan berperang kalau yang menjadi imam bukan dari golongannya? Atau bagaimana kaum muslimin akan bersatu padu dalam medan jihad, kalau mereka ketika dikumandangkan seruan azan “Mari mencapai kemenangan…” 2x bermalas-malasan mendatangi masjid (terutama waktu fajr/shubuh)?
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pondasi segala sesuatu adalah Al Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” (HR. At Tirmidzi, Hasan Shahih). Al Islam itu sendiri adalah istislam (berserah diri) kepada Allah dengan mentauhidkanNya, dan inqiyaad (patuh) dengan mentaatiNya, dan baraa’ah (berlepas diri) dari kesyirikan dan pelakunya. Berdasarkan hadits ini, kaum muslimin tidak akan berhasil menggapai puncak kejayaan, jikalau pondasi dan tiangnya keropos.
Jika Anda bersikap adil, mengapa Anda hanya menggugat Saudi Arabia? Bukankah negara yang berbatasan dengan Palestina adalah Mesir, Yordania, Libanon serta Syiria? Seharusnya negara-negara tersebut yang paling mudah untuk mengirim pasukan-pasukannya mengepung dan meremukkan artileri dan infanteri Yahudi. Namun pertanyaan politis yang harus Anda jawab terlebih dahulu adalah: Apakah negara-negara Arab yang disebutkan terakhir (sebagai misal saja) politik luar negerinya merupakan politik anti Amerika???
Dalam lingkup yang lebih sempit, idealnya negara-negara Arab seharusnya bersatu dalam menyikapi tragedi berdarah tersebut. Namun, kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Buktinya salah satu negara yang berbatasan dengan Jalur Gaza menilai Hamas lah yang menyebabkan tragedi berdarah di kota yang berhadapan dengan laut Mediterrania (Al Bahru -l Mutawassith) itu. Sedangkan Saudi Arabia dan beberapa negara arab lainnya menilai Israel telah melakukan sesuatu yang tidak berprikemanusiaan. Lihatlah! Sesama negara Arab berbeda pandangan dan sikap. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang baru. Telah terjadi jauh sebelumnya pengkhianatan di kalangan negara Arab dalam menghadapi Israel pada tahun 1967 dalam perang yang dikenal sejarah sebagai Perang Enam Hari. Berbeda halnya dengan yang terjadi pada tahun 1973, di mana bangsa Arab bersatu padu di bawah komando Raja Faisal bin Abdul Aziz –rahimahullah- akhirnya berhasil memukul mundur dan mengusir Israel keluar dari Sainaa’.
Oleh karena itu bersikaplah adil dan bijaksana dalam menilai segala sesuatu. Jangan sembarangan menuduh tanpa bukti dan fakta. Mengapa kita disibukkan dengan menilai dan mensifati orang lain dan lalai menilai diri kita sendiri? Mengapa kita tidak berlomba-lomba melebihi Saudi Arabia dalam membantu korban kedzaliman Yahudi tersebut? Silahkan saja bandingkan antara Saudi Arabia dengan negara mana saja dalam hal donasi untuk Program Peduli Palestina.
Akhirnya, mari kita mendo’akan kaum muslimin yang muwahhid yang menjadi korban kedzaliman tentara Yahudi di Jalur Gaza khususnya, dan Palestina umumnya, agar mendapatkan syahadah fii sabiilillah dan semoga kita dikumpulkan bersama para Nabi, shiddiiqiin, para syuhada’ dan orang-orang shalih.
Washallallaahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad, wa aakhiru da’waanaa anil hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
Riyadh, 14 Muharram 1430 H
***
Penulis: Abu Yazid (dari Riyadh, Saudi Arabia)
Begini jadinya berdebat dangkal tanpa ilmu, yang menanggapi sama-sama dangkalnya, apakah saya jenius? juga tidak. yang bikin saya miris cuma satu, pemilik blog berusaha comotcomot tulisan sana sini, sama sekali tidak terstruktur, semaunya sendiri, asal mendukung pendapatnya ya dicomot, lalu dikomentari secuil, kemudian menganggap itu ilmunya, padahal itu comotan dangkal, alias TIDAK ILMIAH.
Salafy yang mirip murjiah, HT yang mirip mu’tazilah, NU yang mirip tasawuf.
Ane Setuju.
mungkin perlu di detailkan statement tersebut
“Harakah yang banyak catatannya adalah Salafy yang mirip murjiah, HT yang mirip mu’tazilah, NU yang mirip tasawuf agak menyimpang, dll.”
yang kita cari kebenaran,jika ternyata jalan yang selama ini kita tapaki salah,setelah datang kebenaran,maka segera beralih. jangan sampai kita mencela suatu golongan,namun kita mengikuti cara golongan tersebut. dan jangan sampai kecintaan kita terhadap suatu golongan membutakan kita dari kebenaran. semua informasi yang baik tentang golongan kita,maka kita ambil meskipun tidak valid,sedangkan semua informasi yang buruk tentang golongan yang memusuhi kita,kita ambil,meskipun tidak valid
blog ini kan semua bisa akses,buat yang seperti saya yang masih awam dan mencari kebenaran jadi bingung dibuat,namun kalau tidak sekedar tuduhan (disertai penjelasan) mungkin lebih mudah untuk saya dalam mencari referensi,sebelum memilih jalan mana yang akan ditapaki.
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
karena saya liat,petualangan harakah sepertinya begitu bencinya dengan salafy. jadi jangan karena kebencian menjadi berlaku tidak adil terhadap salafy.
salam
Assalaamu’alaikum wrwb.
Sudahlah saudaraku semuanya, kalian yg yakin salafy masuk surga tetaplah dijalur salafy, kalian yg mantap HT pioneer khilafah ya monggo saja, yang akan membuktikan adalah siapa diantara kita yang khusnul khotimah kelak, pesan saya sebagai petualang berislamlah dengan hikmah, apa itu hikmah, dialah ilmu, lembut yang dominan dan tegas saat dibutuhkan….
hayo ada yg bisa menolak saran saya.
hehehe…