PENGENDALIAN STABILITAS PARPOL MENJELANG PEMILU 2009
As’ad Ali Said
Wakil Ketua Badan Inteligen Negara
Reformasi yang kini telah berjalan lebih dari 10 tahun dalam perjalanannya harus dikendalikan. Data terakhir semua partai peserta pemilu tahun 2009 umumnya telah mengalami gambaran yang kurang baik di mata konstituennya. Hal ini merupakan hasil kerja cukup efektif sebagaimana tergambarkan dalam media cetak yang pada akhirnya kredibilitas DPR menjadi semakin terpuruk. Namun apapun yang terjadi pada prinsipnya sepanjang masih dalam koridor NKRI hal itu merupakan proses perbaikan bagi bangsa Indonesia.
Dalam kegiatan ini menjadi kurang terlihat maksimal dikarenakan kondisi DPR masih belum bulat masih ada beberapa fraksi yang sangat sulit untuk dikendalikan. Berbagai kegiatan dan program yang dilaksanakan diharapkan dapat menjaring anggota legislative dari partai partai tersebut namun yang selalu lolos adalah anggota dari Partai Keadilan Sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya anggota yang dapat dijadikan terdakwa baik melalui KPK ataupun kejagung.
Keberadaan PKS harus menjadi perhatian bersama mengingat apabila partai ini membesar pada akhirnya akan sulit dilakukan pengendalian. Dan kemungkinan akan terjadi kasus ‘potong satu generasi’ sebagaimana yang selalu dilontarkan oleh jaringan merah. Laporan khususnya terkait dengan perkembangan partai Islam yang ada. Posisi PKS menjadi diuntungkan mendapat simpati masyarakat pemilih. Karena umumnya mesin politik yang sudah berada di kelurahan ataupun kecamatan dapat segera digerakkan dengan keberadaan jaringan kendali yang sudah terbentuk.
Partai Golkar merupakan partai besar dan masih belum dapat melakukan recovery secara maksimal terlebih sudah cukup banyak kadernya yang menjadi terdakwa dalam kasus korupsi yang ditangani KPK, sedemikian juga dengan PDIP yang mengalami nasib yang sama. Sedangkan untuk partai – partai Islam lain seperti PAN, PKB, PPP sudah dianggap melemah sebagaimana yang disampaikan oleh saudara Agung Laksono. Sedangkan PBR relative sudah dikuasai oleh kalangan muda kiri.
Partai democrat merupakan partai yang dianggap menjadi kuda hitam dikarenakan saat ini RI 1 kecil sekali meninggalkannya dan mencari dukungan dari partai lain. Terlebih saat ini sudah bermunculan adanya persaingan Calon Presiden dgn beberapa tokoh internal baik partai maupun calon independen. Kekuasaan partai Demokrat sedemikian kuat dalam hal kekeluargaan sebagaimana kita ketahui masih banyak proposal yang masuk lewat pintu belakang sehingga terjadi situasi mengarah ke sebagaimana yang terjadi pada orde baru.
Dalam membawa peningkatan suhu politik saat ini yang dapat dimanfaatkan adalah kondisi partai partai besar yang sedang berusaha melakukan perbaikan image/pencitraan dimata konstituennya berupa memberikan gambaran calon calon presiden yang akan diusungnya pada pilpres 2009 termasuk bermain main dengan perang urat syaraf terkait dengan koalisi yang kenyataannya merupakan hanya permainan dan isu belaka dalam rangka perbaikan image. Karena kekuatan yang riil yang di hitung adalah hasil pemilu legislatif.
Badan Inteligen Negara matanya Indonesia, mata yang tidak boleh berkedip. Kasus pembunuhan Munir terus kami dorong dan di lanjutkan dan di blow up sehingga fokus dan image masyarakat bahwa Badan Inteligen Negara (BIN) sudah melemah tetapi sebenarnya menjadi lebih kuat karena tidak adanya imunitas kelompok masyarakat atau parpol sehingga lebih mudah dalam mengatur ritme dan suasana kenegaraan yang terkendali, agar lebih optimal saudara Muchdipun dimunculkan termasuk dibuat adanya kaitan dengan kasus pembunuhan kalaupun diputuskan sidang nanti beliau bebas karena tidak terbukti. Hal ini dirasakan penting sebagai bentuk pengalihan perhatian masyarakat atas isu isu yang tidak menguntungkan.
Bagi Golkar dan PDIP akan selalu dikondisikan saling menyerang termasuk dengan isi kampanye yang secara jelas berseberangan, hal ini nampak jelas sebagaimana dalam kejadian Agus Condro yang berakibat di PAW nya Max Moein ataupun inisiatif dari Effendi Simbolan selaku ketua pansus orang hilang yang akan memanggil jenderal jenderal purnawirawan yang dikaitkan dengan kekerasan militer.
Sebagaimana diketahui PKS sebagai partai transnasional menyimpan agenda agenda Ikhwanul Muslimin yang mengarah kepada Syariat Islam dan Khilafah Islamiyah. Maka peningkatan intensitas pengendalian perlu dilakukan terhadap PKS, karena isu atau skema yang dimunculkan saat pilkada di daerah daerah relative tidak laku sebagaimana yang terjadi pada Pilgub Jawa Barat. Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Sebagaimana terlihat juga dalam Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jawa Barat semua jurus dan cara cara konvensional sudah dikeluarkan sehingga harus dipersiapkan pengganti kegiatan tersebut.
Data data yang didapat diseluruh daerah. PKS adalah partai yang terus tumbuh dan selalu bergulir aktivitasnya sehingga perlu dikendalikan dan disiapkan simpul – simpul yang suatu saat dapat direkayasa dengan mudah dan diaktifkan sehingga dapat memperlambat atau memperkecil perolehan suara mereka pada Pemilu 2009. Secara natural partai ini adalah partai kader sehingga diperlukan effort yang sangat besar bila dilakukan serangan secara frontal. Secara de facto PKS adalah partai yang belum terpecah sehingga dianggap sebagai partai yang solid. Sehingga saat ini yang harus dilakukan adalah proses penggembosan da’I dalam PKS sendiri.
Mekanisme penggembosan bagi PKS yang digunakan mekanisme standar sebagaimana yang dilakukan juga pada partai partai lainnya seperti PPP dan PKB atau partai lainnya, yaitu dibuat/direkayasa adanya ketidakpuasan dari kalangan kader dibawahnya atas kebijakan pemimpinnya. Dengan kata lain dibuat rekayasa mekanisme system komunikasi yang tidak mengacu pada aturan AD/ART yang ada di PKS sebagai cara dalam menyampaikan ketidakpuasan. Cara ini sangat efektif karena semua ketidakpuasan yang kita rekayasa atau yang berasal dari ketidaktahuan atau ketidakmengertian kader, dapat terbentuk.
Dan terjadi ketidakpuasan tanpa adanya kesempatan klarifikasi dari stakeholder atas kejadian sehingga suasana terus memanas. Situasi ini perlu terus diarahkan dengan adanya safety relief valve berupa adanya organisasi/kelompok baru yang dapat menampung aspirasi kader kader tersebut namun dalam pelaksanaannya perlu dilihat dan dipelajari secara presisi ketepatan personil yang ditokohkan ataupun permasalahan permasalahan yang harus dimunculkan dan dilontarkan dalam timing yang tepat. Apabila suasana sudah tepat maka groups massa media cetak atau televise akan mengeksposenya sehingga dapat dikatakan tujuang akhir yaitu PKS pecah.
Karakter dan pola pembinaan memiliki kelemahan khususnya dalam hal perekrutan serta jarring informasi yang sangat lemah diantara mereka. Kelemahan ini berakibat menjadikan adanya kualitas kader yang berbeda beda yang pada gilirannya mereka akan pecah dan melemah dengan sendirinya serta kemampuan selektifitas informasi yang sangat lemah.
Hasil pendalaman dikalangan internal PKS diketahui bahwa secara umum saat ini masih banyak kader senior mereka yang tidak duduk dalam structur kepengurusan partai, bukan anggota legislatif, pengusaha lemah, ataupun orang – orang yang mempunyai ambisius untuk tampil dalam struktur partai. Situasi ini dapat dimanfaatkan sehingga potensi pengkhianatan dari dalam dapat tumbuh dengan jalan berkoalisi dengan partai – partai islam lainnya. Dikondisikan bahwa pengurus DPP PKS dapat berkoalisi dengan partai partai besar sedang pada anggota senior yang tidak puas dapat berkoalisi dengan partai partai kecil.
Secara naluriah PKS menciptakan kader kader yang memiliki karakter positif dan mudah percaya, sehingga dengan percepatan berita berita yang negative tentang struktur ataupun personil DPP melalui media cetak/website dan elektronik kita kendalikan untuk dapat mempercepat terjadinya ketidakpercayaan dengan struktur partainya.
Kita juga dapat memanfaatkan akses yang dimiliki untuk dapat selalu merawat hubungan dengan kader yang tidak puas atau tidak memiliki kefahaman sebagaimana kebijakan DPP sehingga selalu timbul ketidakpercayaan seluruh kalangan kader. Secara umum karakter yang dapat dikembangkan adalah selalu adanya romantisme pergerakan mereka di orde baru, sehingga menimbulkan persepsi bahwa kebijakan DPP saat ini mengkhianati garis perjuangan sebenarnya / keasliannya.
UU mendukung dan melindungi aktifitas PKSnamun harus tetap dijaga bahwa mereka tetap dapat tumbuh tetapi tidak membesar. Laporan dari unit-unit kecil dilapangan menunjukkan bahwa umumnya kader PKS masih berfikir konservatif/ sederhana atas aktifitas mereka sehingga mereka belum memahami situasi dan kerja dalam aktifitas partai politik namun loyalitasnya sangat tinggi, hal ini dapat dengan mudah kita kendalikan sepanjang dapat dimunculkan isu-isu atau diskusi –diskusi yang dapat memperlemah loyalitas, semangatjuang dan akhirnya PKS sebagai mesin politik tidak bergerak.
Pola operasi yang telah dilakukan adalah membentuk group-group atau unit-unit kerja yang secara halus dan rutin mendorong terjadinya kegiatan yang menimbulkan terjadinya kebencian dan kebingungan dikalangan kadernya satu sama lain.
Isu penggembosan yang sangat efektif bagi pemilih pemula dan pendukung PKS baru adalah isu keterkaitan sejarah, tokoh –tokoh NII dulu malah jadi qiyadah di PKS dul. Jamaah ikhwan didirikan oleh 4 orang : hilmi aminuddin( ketua ), salim segaf, ust. Baharmus, ust. Syakur (alm). Sebelum dibaiat menjadi anggota IM, mereka terlebih dahulu dibaiat menjadi anggota NII oleh HA. Jadi HA menciptakan IM ala Indonesia, bukan yang sesuai dengan IM mesir.
Tokoh sentral yang diusung adalah syamsul balda sebagai tokoh senior ex anggota DPR 1999-2004 dan wakilpresiden partai saat masih bernama partai keadilan yang sampai saat ini masih aktif.walau sudah dikeluarkan dari struktur / keanggotaan partai dan bergerak bukan dengan bendera PKS, masih banyak anggota / kader PKS yang menganggap syamssul balda sebagai ustad sehingga secara effektif dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda atas atas maksud dan kebijakan para pemimpin PKS, termasuk beberapa mantan anggota DPR Partai Keadilan seperti Mashadi, Zyrli Rosa Jamil serta Drg Jufri Jama’an yang dikenal dekat Darmasetiawan Bachir (Keluarga Sutrisno Bahir) sebagai komisaris utama di PT Binatama Ardhikaya dan Drg Jufri Jama’an sebagai presiden direkturnya yang menggandeng Ibsul Holdings Sdn Bhd. Drg ini juga terkenal senior dalam aktivitas keislaman sebagai tercatat dalam beberapa file dekat dengan tokoh tokoh senior Dewan Dakwah Islam Indonesia sejak masih aktif mahasiswa dn termasuk tokoh dibelakang lahirnya partai Keadilan. Begitu dekatnya tokoh ini dengan Darmasetiawan Bachir sehingga bersama – sama dalam organisasi Real Estate Indonesia sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Bid. Organisasi Hubungan Luar Negeri dan Sekretariat dengan PT Bangun Segara dan Darmasetiawan sebagai sekretaris Jenderal dengan PT Binatama Ardhikarya.
Tokoh tokoh ini sudah dapat dimanfaatkan untuk menggarap beberapa kelompok dalam internal PKS seperti Syamsul Balda yang menggarapa KAMMI sehingga dapat menjadi mandul serta menjadikan Vijaya Fitriyasa (Sekjen KAMMI Pusat 2000 – 2001) yang memilih bergabung ke PAN. Syamsul Balda juga sebagai ketua organisasi APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) yang sekarang digunakan Prabowo Subianto sebagai salah satu kendaraan ormasnya dalam memberikan dukungan ke Partai GERINDRA. Serta sangat aktif dibelakang layar sebagai membina Dodi Suhendra (DOS) dalam pengelolaan PKSWATCH Blogspot dan Rakyat Pupu Blogspot yang disetting sebagai sumber informasi yang kita simpangkan dan diarahkan menjadi rujukan bagi para kader PKS yang sudah dapat dipengaruhi keberpihakannya.
Beberapa nama anggota DPR dari tokoh muda PKS yang masih aktif namun sudah diarahkan untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan DPP PKS seperti Mustapa Kamal, Mutamimul Ulla, Irwan Prayitno, Fahri Hamzah, Andi Rahmat dll.
Di kubu pengurus DPP PKS pun saat ini sedang di garap agar mereka terpancing dan membuat kebijakan yang pada akhirnya dapat dibuat keputusan keputusan yang dapat memecat atau mengeluarkan tokoh – tokoh senior yang di setting untuk selalu mengkritisi kebijakan DPP terkait bahwa dengan isu – isu bahwa PKS adalah partai Dakwah sedang kebijakan partai dan sikap sikap pengurus yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip Perjuangan Partai khususnya para pengurus yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip Perjuangan Partai khususnya para pengurus DPP, DPW, DPD, DPC serta DPRa sebagai unit terkecil ditingkat kelurahan. Dengan begitu hal ini secara otomatis juga akan melemahkan kerja kerja politik struktural PKS.
Untuk menimbulkan efek bola salju telah dimanfaatkan dua lembaga yang dipilih karena memiliki kader – kader senior yang sesukses kader lainnya dalam menjalankan roda organisasi yaitu pengurus masjid Al Hikmah Bangka Jakarta Selatan yang dianggap cikal bakal keberadaan PKS dari kelompok Al Hikmah yang pro aktif di motori oleh Habibullah Komarudin Lc, Alumnus LIPIA. Kegiatannya akan diarahkan untuk melakukan penyebaran penyebaran kejelekan DPP PKS berdasarkan nilai – nilai Al Quran dan Hadis dalam bentuk ceramah – ceramah yang ujungnya adalah mengajak Golput para kader PKS pada pemilu 2009. Untuk aspek ekonominya kesehariannya ditopang dengan kegiatan penjualan baju – baju muslim dipasar tanah abang dan sudah di set mendapat bantuan kredit dari city bank.
Sedangkan KORPS MUBALIGH KHAIRU UMMAH dipilih sebagai lembaga terlama di kalangan PKS yang dapat dimanfaatkan mengingat dari data yang ada terdiri dari tokoh – tokoh senior seperti :
Drs. H. Mukhlis Abdi : Tidak Puas Dengan DPP
H. Rosihan Anwar : Tidak Puas Dengan DPP
H.M Ihsan Tanjung : Tidak setuju dengan adanya Partai
KH. Rahmat Abdullah (Almarhum) : Mendukung sebagai MPP
KH. Ahmad Madani (Almarhum) : Mendukung dan aktif di DPP
KH. Abdi Hasib Hasan Lc : Tidak Puas dengan DPR
KH. Natsir Zein MA : Tidak puas dengan DPP
Drs. Abdi Sumaiti (Abu Ridha) : Tidak puas dengan DPP sebagai DPR
KH. Jazuli Juwaini : Mendukung sebagai anggota DPR
M.Ag H.Bali Pranawo : Tidak puas dan cukup aktif
Drs. H. Sa’aduddin : Pernah tidak puas & sebagai Bupati Bekasi
KH. Amang Syafrudin. Lc : Tidak puas dengan DPP
H. Sunmanjaya Rukmandis. SH : Tidak puas namun pasif. Mantan DPR
DR. Daud Rasyid. MA : Tidak puas dan konfrontatif terhadap DPR
KH. Ruslan Efendi dsb : Tidak puas dan konfrontatif
Meskipun sebagian dari yang tersebut diatas masih aktif sebagai anggota korps mubaligh Khairu Ummah. Masih ada lagi sejumlah muballigh yang kini aktif sebagai korps mubaligh khairu ummah. Antara lain : Drs. H. Ahmad Yani, H. Sukeri Abdillah, MBA. H Subki Al Buguri. S. Sos, Ir. H. Tiffatul Sembiring, H. Ferry Nur S.Si, H. Muhsin Sholeh. S.Sos, Muhendi Mukhtar, Birk(Hons). Drs. H. Agus Wahid Rahman, H. Muhammad Ridwan. Drs. H. Masdan Sutan Panis. Muhammad Haikal.S.Ag, H. Fathuddin Ja’far, MA, Ismeidas Makfiansyah. H Ahmad Rusli. Drs. Muhammad Nurman Khairudin. H. Muhammad Ihsan. dll.
Untuk daerah penyangga ibukota khususnya kabupaten bogor kegiatan kontra produktif yang diarahkan oleh Didin Hafiduddin sebagai mantan capres Partai Keadilan terlihat cukup berhasil sesuai target kita. hal ini dibuktikan dengan hasil suara yang dicapai hanya 10% bagi pasangan yang di usung PKS.
Kendaraan organisasi islam yang Non Partisan yang digunakan sebagai alternative pemilih atau bagi konstituen PKS yang masih memilih nilai – nilai Islam yang konservatif adalah HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Hal ini sangat efektif dan dapat jadi berkembang karena kita gunakan isu Khilafah Islamiyah Internasional berdiri di Indonesia khususnya di kampus – kampus. Walaupun isu ini sangat tidak mungkin dilakukan di era demokrasi bagi konstituen PKS tradisional dioptimalkan perekrutan dengan gerakan salafy yang terkesan lebih Islami dan tegas dalam melaksanakan ajaran Islam.
Link up yang kita gunakan adalah FUI ( Forum Umat Islam) yang sekarang kita jadikan dan ditokohkan serta dibangun opini sebagai kelompok terdepan dalam membela kepentingan umat Islam. Forum Umat Islam ini akan selalu dimunculkan dalam kegiatan kegiatan atau pernyataan sikap atas kejadian kejadian yang di buat menjadi headline di media masa.
Dikalangan akar rumput terlihat pertumbuhan yang sangat signifikan dalam tubuh HTI dan Salafy. Hal ini dapat diukur dengan kemampuan melakukan demonstrasi demonstrasi skala nasional serta tumbuhnya pengajian – pengajian di masjid – masjid sebagai upaya memotong akses PKS kepada masyarakat umum.
Dari kegiatan yang telah dirancang dan dilaksanakan sesuai jadwal yang disusun hasil evaluasi menunjukkan hasil yang cukup positif hal ini terlihat dari meningkatnya kekecewaan – kekecewaan di kalangan kader PKS ataupun berita simpatisan karena mereka tidak sempat melakukan klarifikasi atas berita berita yang dimunculkan.
Sedangkan dikalangan para senior yang bersebrangan dengan para pengurus DPP sudah menunjukkan intensitas dan rutinitas pertemuan serta ditargetkan mereka dapat segera di dorong sebagai motor – motor dalam terbentuknya perpecahan secara resmi dikepengurusan partai dalam bentuk PKS yang konservatif (garis keras) dan PKS moderat (kompromise).
Paralel program yang sedang berjalan kegiatan tim coklat densus 88 terus diaktifkan agar apabila target yang diharapkan gagal maka dapat link up dimunculkan keterlibatan Islam garis keras yang nota bene kalangan konservatif PKS dapat dijadikan target karena dibuatkan hubungan yang dekat dengan para tersangka lain baik yang sudah tertangkap ataupun mau DPO.
Saya selaku wakil ketua BIN yang salah satu….(maaf teks disini tidak bisa terbaca ketika file ini diketik ulang)membawahi kalangan partai – partai Islam berkewajiban melakukan ……(teks tidak terbaca) terhadap ancaman transnasional yang mengganggu NKRI. Harapan kami semoga hasil – hasil yang dicapai serta progress proyek yang dilakukan dapat didukung dan dibantu dalam tatanan operasionalnya sehingga target – target percapaian suara Partai Matahari Bangsa dapat tercapai. Materi ini juga disampaikan saat dilakukan peningkatan kemampuan kader muda Partai Damai Sejahtera.
http://mdianapriyanto.wordpress.com/2008/11/22/dokumen-bin-tentang-pks-asli-apa-palsu/#more-474
Ini sekedar nukilan dari sebuah situs yang kebenarannya belum teruji, akan tetapi tulisan ini sangat mungkin terjadi, mengapa demikian, ada bebarapa alasan :
1. Orang yang benci islam akan memanfaatkan organisasi apapun termasuk BIN untuk mencegah islam berjaya kembali yang tersirat boleh jadi melalui PKS.
2. Bahwa orang2x PKS sekali lagi bagaikan khalid bin walid modern, peracik strategi perang yang cerdas, hanya orang2x yang intelektualnya belumcukup saja yang tidak bia memahami strategi PKS, bahkan orang2x ini akan dimanfaatkan pembenci islam sebagai pemecah pengkaderan PKS.
3. Prinsip saya adalah ” PKS benar, yang lain ada kemungkinan salah, yang lain
salah, tapi ada kemungkina benar.”
4. Sampai sejauh ini menurut pengamatan saya, memang PKS jauh lebih diwaspadai pembenci islam dari pada penggembor khilafah, tauhid, ataupun jihad karena selain PKS mudah sekali dilumpuhkan, karena mereka masih memakai strategi dengkul.
Wallahu a’lam.
Kayaknya anda pemuja PKS banget ya,abis selalu membela PKS. Mas,saya dulu juga ikut HTI sekarang udah gak aktif lagi karena sudah sibuk kuliah dan skripsi serta sadar dari HTI sih. Waktu itu beberapa ustadz HTI ada bercanda begini mana yang mereka pilih PKS,PKB,PPP dipilih saat Pemilu 2004,bagaimana bisa pilih kalau semua berjuang untuk Islam kenapa harus berkotak-kotak dalam Pemilu. Nah itulah yg membuat saya sadar kok aneh ya kenapa harus berkotak-kotak dalam berjuang dan berdakwah dalam Islam,saya kutip pernyataan Syaikh Al Albani(ingat saya bukan “salafi” loh) kok aneh orang menisbatkan kepada mazhab ahli fiqh padahal mereka bukan ma`shum harusnya nisbatkan ke salafush shalih,oh ya saya ingatkan PKS belum bermanhaj salafush shalih banget loh abis pake manhaj baru tuh
thenks….
Apapun alasannya PKS tak mungkin berjuang sendirian tanpa memadukan seluruh kekuatan umat Islam. sampai kapan pun tak akan pernah berhasil, karena hanya dengan beramal jama’i dengan harokah islam lainnya umat akan mencapai kejayaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu wajib untuk seluruh gerakan Islam yang ada baik bersifat nasional dan internasional untuk mengsinkronkan gerakannya dengan gerakan Islam lainnya supaya dapat saling mengisi dan melengkapi kekuatan umat untuk mencapai kejayaan. saya yakin suatu saat hal itu akan terwujud, makin mendekati akhir zaman umat makin bersatu dan menyadari kekeliruannya, dan puncak kejayaan itu sekali lagi akan umat rasakan meskipun kita sendiri sudah meninggalkan dunia fana ini. Yang penting bagi kita berbuatlah yang terbaik untuk kejayaan umat, berusahalah mengambil peran utk kesejahteraan, persatuan dan keselamatan aqidah umat. Jalinlah silatul ukhuwah antar seluruh gerakan Islam, saling mengenal, bekerjasama, saling nasehat menasehati dalam kebaikan, saling tenggang rasa, menghormati dan menyayangi sesama Mukmin. Ingatlah hanya Allah tujuan kita.
Kita Akan Dukung Terus Hizbut Tahrir
Langkahnya kecil-kecil, perlahan dan sangat hati-hati. Bahkan ketika akan menaiki minibus Kopaja, ia tertegun sejenak, melihat pijakan kaki pintu yang tingginya 30 cm di atas jalan. Sebenarnya, ketinggian seperti itu bagi anak kecil pun tidak ada masalah. Namun, bagi seorang ibu yang baru melahirkan, itu merupakan masalah besar. Karena itu, dengan sigap, suaminya langsung menggendongnya masuk ke dalam Kopaja.
Ibu muda yang baru melahirkan itu bernama Nida Muryani, guru PAUD Cabe Rawit home schooling, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ia melahirkan dengan cara cesar, dibelah secara horisontal perut bagian bawah sepanjang diameter bayi, 21 hari sebelum Konferensi Rajab 1432 H di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, digelar. Namun, ia tetap memaksakan diri untuk menghadiri perhelatan kolosal tersebut. “Kehadiran saya di KR (Konferensi Rajab, red.), ya bentuk dukungan saya pada tegaknya syariah dan Khilafah,” ujarnya kepada al-wa’ie.
Dengan antusias ia mengikuti acara dari awal hingga akhir. “Subhanallah, acara KR ini luaar biasa, dari awal hingga akhir membuat saya tak berniat sedikitpun untuk beranjak tempat duduk…semakin menambah semangat saya untuk terus memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah yang tidak boleh ditunda lagi,” ungkapnya lagi.
Ia pun tidak merasakan ada kendala dalam mengikuti KR tersebut. “Alhamdulillah, tidak terasa sakit sedikitpun. Bayi saya juga tidak rewel. Ya, ini bentuk nashrullah. Saya haqul yaqin, jika kita menolong agama Allah, Allah akan menolong kita,” ujarnya.
Itulah salah satu gambaran bersatupadunya antara keimanan, harapan, kerinduan dan perjuangan untuk menyambut janji Allah SWT dengan tegaknya kembali syariah dalam bingkai Khilafah.
Gambaran serupa juga dapat dilihat dari peserta lainnya. Hidayat Syarif Muktar, misalnya. Kesulitannya dalam berjalan tidak menghalangi warga Perumnas II, Tangerang, Banten, ini untuk hadir menjadi peserta KR Jakarta. Lelaki yang berusia 47 tahun itu kakinya cacat sejak lahir. Namun, apa yang membuat dia bersikukuh untuk datang? “Saya setuju dengan syariah dan Khilafah karena Khilafah bukan tipudaya,” ujarnya.
Selama 13 abad, lanjutnya, sudah terbukti penerapannya itu sesuai dengan fitrah manusia yang ingin mendapatkan keadilan dan kesejahteraan. “Buktinya, bisa dilihat dari kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memerintah belum juga sampai tiga tahun, rakyatnya sudah sejahtera semua, sehingga semuanya tidak ada yang mau menerima zakat,” paparnya.
Peserta konferensi lainnya, seorang pengusaha muda yang sukses, Erik Hariyadi Sitepu, dengan senang hati meninggalkan dulu urusan bisnisnya di Riau, agar dapat berbagi pengalaman tentang kelompok yang memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah di Konferensi Rajab, Jakarta.
Tiga tahun lalu ia belum mengenal Hizbut Tahrir (HT). Namun, ia melihat ada sekelompok pemuda HT yang demonstrasi di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau. Karena Erik seorang pebisnis yang saat itu masih berpikir bahwa segala sesuatunya diukur dengan uang, maka dalam benaknya pun muncul dua pertanyaan, “Siapa yang membayar mereka dan berapa besar bayaran yang mereka dapat?”
“Akhirnya belakang ini saya tahu, yang membayar mereka adalah Allah SWT dan bayaran yang dijanjikan kepada mereka adalah surga yang luasnya seluas langit dan bumi!” pekiknya dan disambut takbir sekitar 20 ribu peserta konferensi di Jakarta.
Ada pula Dra. Hj. Hasrati, pengurus PKK Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Ia terbang ke Jakarta untuk mengikuti konferensi ini, lantaran ketika KR di Makassar ia tidak bisa hadir. “Acara ini bagus, positif sekali dan sangat menyentuh hati kami,” ujarnya. Ia pun menyatakan, “Dengan menegakkan syariah dan Khilafah kita bisa mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kita akan dukung terus Hizbut Tahrir.”
Tokoh Bicara
Tokoh-tokoh ormas Islam yang hadir pun memberikan kesannya terhadap jalannya acara Konferensi Rajab (KR) Jakarta ini. Humas PP Hidayatullah, Mahladi, misalnya, menyatakan bahwa sebenarnya syariah dan Khilafah saat ini sedang menjadi sorotan negatif. Namun, di tengah sorotan negatif itu KR ini dilaksanakan. “Sungguh luar biasa dan sangat menggugah kaum Muslim di negara ini, bahwa kita tidak perlu takut atau khawatir dengan arus informasi negatif tentang syariah dan Khilafah!” ujar Mahladi.
Sekjen DPP al-Ittihadiyah Fikri Bareno menyatakan, KR Jakarta ini merupakan momen untuk menjelaskan bahwa penegakkan syariah dan Khilafah merupakan kewajiban seluruh kaum Muslim. “Mudah-mudahan mereka yang awam, usai ikut KR ini tersadarkan dan turut berjuang,” harapnya.
Ketua Umum Syarikat Islam KH Djauhari Syamsuddin juga berkomentar, “KR ini bagus sekali untuk menjelaskan kepada umat tentang perlu adanya persatuan umat Islam…”
Anggota MUI Pusat KH Azmain Kombeng pun angkat bicara. Menurut dia, materi yang disampaikan dalam KR ini berdasarkan fakta dan analisis yang dapat dinilai obyektif. Ia pun menyarankan agar HTI juga banyak berkomunikasi secara intens dengan para pengambil kebijakan. “Kalau tidak dikomunikasikan dengan baik kepada mereka, mereka akan tetap menjalankan sistem pemerintahan hasil didikan kolonial dan kapitalis,” prediksinya.
Tokoh ormas di kalangan Muslimah pun turut berkomentar. “Acara KR sangat luar biasa, menggugah nurani umat Islam, membangkitkan semangat juang. Insya Allah, janji Allah untuk hidup sejahtera di bawah naungan Khilafah segera terwujud. Kitat semua percaya dan mendukung perjuangan ini…,” ujar Sholeha Bawazier, MM, Ketua Wanita Al-Irsyad al-Islamiyyah.
Pendapat senada pun disampaikan oleh dua orang pengurus pusat Aisyiah usai mengikuti acara KR Jakarta. “KR ini sangat baik dalam menyadarkan masyarakat untuk menegakkan Khilafah, masyarakat yang adil makmur, rahmatan lil alamin,” ujar Dr. Hj. Maisayaroh Ali, MA.
“KR ini sangat hebat. Semoga bisa segera terwujud Khilafah dan syariah,” timpal Dra. Hj. Noorni Akma.
Pakar Kristologi Hj. Irena Handono, ketika diwawancarai Muslimah Media Center, juga menyatakan bahwa acara ini memang harus didukung sepenuhnya. Sebab, dengan Khilafahlah umat manusia akan terselamatkan. “Insya Allah Khilafah itu akan tegak. Itu kan janji Allah. Semoga bisa cepat terealisasi. Semoga ketika saya masih menikmati hidup di dunia ini, sudah bisa terlaksana,” harapnya. [Joko Prasetyo]
Al-Mukarram Al-Fadhil al-Karim KH Abdullah,
Ulama Jawa Timur
“Saya bersaksi, sesungguhnya Hizbut Tahrir adalah gerakan mukhlish yang benar-benar berjuang untuk menegakkan ‘izzul Islam wal Muslimin. Atas dasar itu, wajib bagi kita untuk membantu, mendukung dan menguatkan perjuangan Hizbut Tahrir, agar syariah dan Khilafah bisa ditegakkan sesegera mungkin atas izin Allah SWT. Sungguh, Khilafah Islamiyah tetap akan ditegakkan Allah SWT, tanpa atau dengan dukungan Anda, wahai para ulama! Namun, jika Anda tidak mengambil bagian dalam perjuangan ini, sesungguhnya, Anda tidak akan mendapatkan kemuliaan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT.”
Drs. M. Nur Ahmad,
Ketua Ikatan Muballigh Sulawesi Tenggara
“Saya melihat HT adalah partai politik ideologis yang ikhlas berjuang secara sungguh-sungguh untuk tegaknya syariah dan Khilafah.”
Prof. Dr. Ir. La Rianda,
Direktur Pasca Sarjana Universitas Haluoleo Kendari
“Bulan Rajab adalah pertama kali perintah menjalankan syariah Islam, yakni perintah shalat, ketika Rasulullah Muhammad saw. Isra Mi’raj. Banyak kaum kafir Quraisy tidak percaya akan kejadian Isra’ Mi’raj. KR akan menyadarkan kaum Muslim, terutama yang tidak yakin akan penyatuan negeri-negeri Muslim, bahwa itu akan terjadi, seperti kejadian Isra Mi’raj-nya Rasul.”
Andi Muhammad Hatta Patturusi,
Wartawan Senior Sultra
“Penegakan syariah dan Khilafah bukan hanya menjadi tanggung jawab Hizbut Tahrir saja, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen umat Islam dengan menjadikan kewajiban ini sebagai perkara yang besar dan mendesak.”
Drs. H. Ahmad Tarmizi, M.HI,
Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Jambi
“Jangan ada keraguan dalam hati kita tentang kebenaran syariah Islam. Kita ini adalah milik Allah. Bumi yang kita huni ini pun milik Allah. Karena itu, sangat pantas dan wajar jika hukum yang kita jalankan adalah hukum Allah.”
Drs. Baharudin Saleh,
Mubaligh Senior Bengkulu
“Setelah mendengarkan ceramah dari guru-guru kita di Hizbut Tahrir, rasanya sudah padat dalam hati ini bahwa tiada lain yang bisa kita terima untuk generasi sekarang ialah syariah Islam dan Khilafah.”
Muhammad Pendi Leong,
Pengusaha CEO /Owner Madinah Syariah, Medan
“Saya seorang muallaf dan pengusaha saja menyakini bahwa perjuangan penegakan Khilafah adalah kewajiban dan solusi bagi dunia sekarang yang sekarang sudah dicengkeram kapitalisme global. Makanya, saya mengajak kepada seluruh kaum Muslim agar bergabung dengan Hizbut Tahrir.”
Drs. KH Buya Asep Sudrajat, MM
Pimpinan Ponpes Ulul Albab, Bandung
“Saya mewakili ulama di Jawa Barat, mengajak para ulama, ibu-ibu majelis taklim dan semua yang hadir di sini (KR Bandung, red.), setelah pulang dari tempat ini mari kita bersama dengan Hizbut Tahrir berjuang untuk penerapan syariah dalam sistem Khilafah. Allahu Akbar!”
Tgk. Abdurroni,
Ketua MPU Aceh Barat
“Kami menyeru kaum Muslim agar ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan penegakan syariah dan Khilafah di muka bumi Allah ini.”
Buya H. Drs. Sudirman,
Pengawas Pendidikan Muhammadiyah Sumbar
“Insya Allah dengan Konferensi Rajab ini, umat kembali sadar dan yakin bahwa Khilafah adalah janji Allah dan solusi.”
KH Syamsuddin Latif,
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar
“Alhamdulillah, pelaksanaan Konferensi Rajab 1432 H dapat berlangsung dengan sukses dan membuka mata dan hati seluruh komponen umat, bahwa saatnya kita menanggalkan sistem kufur dan beralih ke sistem Khilafah.”
Ust. Hazbullah Huda,
Pengasuh Majelis Taklim Babur Rohim, Kotawaringin, Palangkaraya, Kalimantan Tengah
“Hanya dengan sistem Khilafah Islamiyah, bumi dan seisinya akan damai, makmur, sentosa di bawah naungan ridha dari Allah SWT.”
KH Endang Ahmad Arif
Pimpinan Ponpes Miftahul Huda 606 Lampung dan Ketua Forum Komunikasi Ponpes (FKPP) se-Lampung Selatan
“Semestinya para ulama tidak hanya jadi murabbi, muaddib, mu’allim di ponpesnya masing-masing, tapi juga harus menjadi mujahid (pejuang) yang memperjuangkan syari’ah bil Khilafah Islamiyah. Percuma mendirikan pesantren kalau tidak setuju Khilafah.”
Agam Setyo Utomo,
Pengusaha Rindu Syariah,
“Perjuangan Hizbut Tahrir dalam menyeru umat untuk menegakkan Khilafah sebenarnya adalah bukti kesadaran dan kepedulian seorang Muslim terhdadap saudaranya. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mendukung Hizbut Tahrir.”
Ust. Amir. S. Qulillo,
Cendekiawan Muslim Papua.
“Mari Kita semua yang hadir dalam konferensi ini, bukan hanya mendukung dan men-support Hizbut-Tahrir, tetapi juga berjuang bersama-sama dalam menegakkan syariah dan Khilafah.”
KH Mansyur Muhyidin,
Ulama Banten
“Dengan KR gaung penegakkan Khilafah semakin membahana ke seluruh pelosok negeri. Kami berharap dan berdoa, tegaknya Khilafah dalam waktu yang tidak terlalu lama insya Allah dengan pertolongan Nya.”
Drs. HM. Sirajuddin,
Sekretaris Majelis Syuro-Komite Perjuangan Penegakan Syariah Islam (KPPSI), Sulawesi Selatan
“Kami sangat mendukung pelaksanaan Konferensi Rajab 1432 H yang dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir. Kita tunjukkan bahwa hanya dengan syariah dan Khilafah manusia dapat hidup damai dan sejahtera.”
Ustadz H. Ayik Farid, BA
Sekretaris Umum MUI Sumatera Selatan
“Saya mewakili MUI Sumsel mengucapkan selamat kepada HTI Sumsel, yang telah melaksanakan Konferensi Rajab 1432H. Mudah-mudahan Konferensi Rajab ini akan mengangkat umat Islam, membawa misi keumatan, sehingga terlaksana syariah Islam di muka bumi ini.”
Ustadz Surya Taufik,
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hafidz Tangkiling.
“Hizbut Tahrir itu partai yang muklish. Saya bersahabat dengan Hizbut Tahrir karena menurut saya, Hizbut Tahrir berbeda dari partai lain. Anggotanya rata-rata masih muda, namun memiliki ghirah dan semangat berjuang yang luar biasa; terus berdakwah siang-malam tak kenal lelah.”
Drs. Habibullah Angkasa, M.Ag
Ketua STAI Al-Azhar Kota Lubuklinggau/Pengurus NU Kota Lubuklinggau
“Saya mewakili akademisi atau intelektual sangat terkesan dengan apa yang disampaikan HT. Gagasan yang diperjuangkan HT sangat tepat dan masuk di akal. Karena itu, saya sangat mendukung apa yang dicita-citakan HT. Semestinya ormas-ormas lain bisa mencontoh apa yang dilakukan HT.” []
Tgk. H. Teuku Azhari Abbas, Ketua MUI Kepri: Dengan Khilafah, Umat Selamat
Subhanallah, sosok ulama yang satu ini, walaupun usianya tidak lagi terbilang muda, tidak sedikit pun mengurangi aktivitas dakwahnya sebagai orang nomor satu dalam jajaran pengurus MUI Provinsi Kepulauan Riau. Jabatannya sebagai ketua MUI Kepri mengharuskan dirinya banyak melakukan kunjungan ke berbagai pulau di wilayah kerjanya.
Tegas
Ia pun merupakan salah satu ulama yang istiqamah dalam perjuangan memberantas kemaksiatan. Saat di Batam marak perjudian berkedok bola ketangkasan Tengku Azhari, dengan tegas ia mengecam pemerintah yang telah memberikan izin bisnis berbau judi tersebut. “Saya kira pihak kepolisian pun tahu kalau itu sebenarnya judi. Kita sayangkan mengapa perjudian yang dikemas bisnis hiburan itu justru dilegalkan. MUI Kepri akan menentang perjudian yang ada di Batam ataupun di Kepri ini,” kata Azhari.
Ia lalu bersama-sama ormas Islam melayangkan surat kepada pihak-pihak terkait untuk menutup tempat tersebut.
Ulama yang satu ini pun terkenal sebagai ulama yang menjaga umat dari pendangkalan maupun penyesatan akidah. Terkait kelompok yang menamakan diri Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX, yang juga mencuat di Batam ia pun menyatakan sikapnya. “NII tidak sesuai dengan ajaran Islam. Mereka bukan Islam. Kalau dibilang sesat, mereka sangat menyesatkan,” ujarnya meyakinkan.
Ia beserta jajarannya di MUI Kepri menggandeng para da’i, kiai, alim ulama, remaja masjid, dan organisasi massa Islam merapatkan barisan setiap kali terendus adanya kelompok aliran sesat; menelusuri kelompok tersebut dari mana asalnya. Saat mereka terdeteksi bukan dari Islam, MUI segera mengingatkan tindakan mereka. Namun, jika kelompok sempalan itu berasal dari Islam, tugas MUI akan menasihati dan meluruskannya agar mereka kembali pada al-Quran dan as-Sunnah. “Tugas MUI memberi fatwa dan menasihati. Jika mereka menyempal maka kita akan nasihati. Namun, jika dinasihati tidak mau, ya kita suruh membuat agama baru dan jangan mengatasnamakan agama Islam,” terangnya.
Selain memantau dari dalam, MUI akan mengambil langkah-langkah strategis. Utamanya dengan menginstruksikan kepada para da’i dan mubaligh untuk segera merapatkan barisan dengan konsolidasi internal melalui pengajian dan perkumpulan yang benar.
Dukung HT
Menurut ulama sepuh ini, salah satu pengajian dan perkumpulan yang benar itu adalah perkumpulan dan pengajian yang digelar oleh Hizbut Tahrir. Oleh karena itu, dengan senang hati ia menerima tawaran DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kepri, untuk memberikan testimoni dalam acara Konfrensi Rajab 1432 H, Ahad (12/6) di GOR Indoor Tumenggung Abdul Jamal, Kota Batam, Kepulauan Riau. “Umat Islam harus merespon secara positif penerapan sistem syariah dan Khilafah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir!” pekiknya lantang di hadapan sekitar 2000 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, guru-guru, ibu-ibu majelis taklim, para dai Persatuan Mubaligh Batam, birokrat, tokoh pendidikan yang hadir dari berbagai daerah Kepri. Bahkan di antara peserta itu ada yang hadir dari Singapura dan Malaysia. Menurut beliau, dukungan itu harus diberikan lantaran hanya sistem syariah dan Khilafah yang akan dapat menyelesaikan semua permasalahan di negeri tercinta yang sudah carut-marut ini. “Dengan Islam melalui institusi Khilafahlah penyakit masyarakat seperti seks bebas, korupsi akan dapat dihilangkan dan hanya dengan Khilafah pula umat akan selamat,” tegasnya.
Kesan Mendalam
Perkenalan Tgk. Azhari dengan Hizbut Tahrir diawali dari kedekatannya dengan Ketua DPD I HTI Kepri Dony Irawan, yang juga aktif di MUI. Kedekatan secara personal tersebut membuat Kiai Abbas semakin mengenal pemikiran HT. Ia pun secara periodik membaca Taboid Media Umat, salah satu media massa yang dikeluarkan HT. Ia memiliki kesan yang sangat mendalam terhadap Hizbut Tahrir sejak pertama kali bertemu dengan Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto beberapa tahun lalu. Ia merasa sangat puas dengan penjelasan Jubir HTI saat menjelaskan visi dan misi serta berbagai strategi dan langkah perjuangan Hizbut Tahrir. Oleh karena itu ia mendukung perjuangan penegakan syariah dalam bingkai Khilafah, bahkan tertarik untuk mendalami kitab-kitab yang dikaji oleh HT. Setelah mengkaji, ia pun menyatakan, “Apa yang dibawa HT itu syariah. Jadi, saya yakin siapa pun orangnya, kalau mengaku Islam, pasti tidak ada yang menolak agenda-agenda HT,” tegasnya.
Makanya, lanjut Tgk. Azhari, ulama lainnya di MUI Kepri mendukung HTI karena menurut mereka yang diperjuangkan HT juga menjadi perjuangan MUI.
Pasca Konfrensi Rajab ini, ia berharap agar HT lebih gencar lagi mensosialisasikan syariah dan Khilafah kepada masyarakat, terutama masyarakat yang ada di daerah, agar masyarakat tidak salah paham dengan perjuangan HT. “Karena saat ini masih ada masyarakat yang menganggap HT itu aliran keras dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia pun mendoakan agar HT tetap istiqamah dan mempergencar sosialisasi. “Yang dibutuhkan di sini hanya sosialisasi agar umat memahami apa yang kita perjuangkan dengan cara yang mudah dimengerti dan menggembirakan, dengan hikmah, pelajaran yang baik,” pungkasnya.
Ust. Fikri Bareno, Sekjen al-Ittihadiyah: Ormas Islam Harusnya Memperjuang-kan Khilafah
Sosok Fikri Bareno banyak dikenal di kalangan pimpinan ormas-ormas Islam tingkat pusat. Pandangannya tentang perjuangan syariah cukup tajam. Menurut beliau, penegakkan syariah Islam itu merupakan kewajiban seluruh umat Islam, termasuk menyatukan umat ke dalam Khilafah pun merupakan kewajiban seluruh kaum Muslim. “Kalaupun selama ini yang paling lantang menyuarakan perjuangan syariah dan Khilafah itu adalah HTI, tetapi ingat, perjuangan itu untuk kepentingan seluruh umat Islam,” tegasnya.
Pengaruh Ayah
Lelaki yang tinggal di Petamburan, Jakarta, ini lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 4 November 1962. Dibesarkan dalam keluarga yang kuat keislamannya menjadikan tokoh yang murah senyum ini aktif dalam dakwah Islam.
Sejak kecil ia menyaksikan ayahnya bukan sekadar berdagang, melainkan juga aktif berdakwah dari pasar ke pasar. Pengaruh sang ayah sangat membekas dalam dirinya. “Inilah yang memompa semangat saya untuk berbisnis sekaligus berdakwah,” ujarnya.
Lingkungan tempat hidupnya makin membentuk karakter keislamannya. Setelah menamatkan sekolah Tsanawiyah, ia melanjutkan pendidikannya di Aliyah dan berlanjut hingga pasca sarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran. Selama mahasiswa ia tercatat sebagai aktivis dakwah mahasiswa.
Sebagai seorang aktivis dakwah, ia merasa prihatin atas ketidakadilan dan kezaliman yang menimpa umat Islam selama ini. Di Indonesia, jumlah kaum Muslimnya mayoritas, tetapi sangat minoritas dalam peranan. Umat Islam yang benar-benar menjadikan Islam sebagai jalan perjuangannya dimarginalkan. Kenyataan ini makin mendorong dirinya untuk terjun ke dalam kancah perjuangan Islam. Setelah bergelut dalam berbagai organisasi Islam, akhirnya pada tahun 1990 ia mengemban amanah sebagai Sekjen DPP al-Ittihadiyah sampai sekarang.
Mengenal HT
Tahun 2005 merupakan titik awal perkenalannya dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pertemuan ini terjadi di Jakarta pada saat berlangsungnya Kongres Umat Islam Indonesia (KUII). Dalam KUII tersebut peran delegasi HTI memang cukup nyata. Oleh sebab itu, tidak mengherankan di sela-sela acara beberapa tokoh, termasuk dirinya, berkenalan dengan delegasi HTI. Sejak mengenal ide-ide HTI itulah hubungan silaturahmi terus berlanjut. Di antara kegiatan yang senantiasa ia hadiri adalah forum temu tokoh yang diselenggarakan oleh HTI. “Kegiatan itu menarik. Di sana diperbincangkan berbagai permasalahan umat seperti RUU Sumberdaya Air, RUU Bahan Bakar Minyak, dilihat dari pandangan Islam. Langkah ini memunculkan gerakan bersama ormas-ormas Islam. Salah satu wujudnya adalah Aksi Sejuta Umat Menolak Pornografi dan Pornoaksi,” jelasnya.
Setelah bergaul dan memahami ide-ide HTI, ia sangat mendukung syariah dan Khilafah yang selama ini disuarakan partai Islam ideologis internasional itu. Dengan tegas ia menyatakan, “Saya sangat mendukung HTI dan setuju dengan perjuangan HTI dalam penegakan syariah Islam dan Khilafah. Sebab, satu-satunya solusi bagi permasalahan umat itu adalah syariah Islam. Tidak mungkin masalah kaum Muslim terselesaikan kalau bukan dengan syariat Islam. Tidak mungkin umat Islam akan jaya kalau terpecah belah. Itulah pentingnya Khilafah.”
Dalam pandangannya, musuh-musuh Islam yang selama ini terus mencengkeramkan kukunya pada umat Islam akan mudah ditundukkan dengan adanya Khilafah. Tanpa Khilafah umat Islam akan diinjak-injak. Sebaliknya, Islam hanya akan menjadi besar dengan tegaknya syariah dan Khilafah. “Seluruh umat Islam seharusnya berterima kasih kepada HTI karena sudah mensosialisasikan syariah dan Khilafah. Semua ormas Islam mana pun seharusnya mengusung ide Khilafah. Tidak mungkin syariah Islam tegak tanpa adanya Khilafah!” tegasnya.
Sikap tegasnya itu ditopang oleh pemahamannya terhadap sejarah umat Islam. Menurutnya, ketika Islam tidak bersatu, umat Islam mudah dipecah-belah. Sebaliknya, sejarah mencatat ketika umat Islam berada di bawah naungan Khilafah umat Islam benar-benar menjadi umat[an] wahidah. Ia juga yakin bahwa dengan tegaknya syariah dan Khilafah, Amerika Serikat dan sekutunya akan takut terhadap umat Islam. Sebaliknya, saat umat Islam tidak punya khalifah umat Islam gampang diadu-domba.
Ada hal istimewa terkait HTI di mata tokoh Islam yang juga pebisnis busana Muslim di Tanah Abang, Jakarta ini. “Sebelum HTI muncul ke permukaan sekitar tahun 2000, berbagai ormas dan tokoh sibuk dengan masalah internal masing-masing. Kehadiran HTI ternyata mampu menjembatani para tokoh, aktivis, dan berbagai organisasi Islam. HTI telah mampu mempertemukan mereka dalam satu benang merah sehingga hati dipertautkan tanpa batas. Selama ini kita tidak menyatu. HTI merajut antara kita semua,” akunya.
Segera ia melanjutkan, “HTI merajut persatuan berbagai tokoh dan organisasi. Kita melangkah bersama HTI untuk Islam. Berbeda organisasi tetapi yang diperjuangkan sama, yaitu Islam.”
Fikri Bareno juga mengakui HTI dapat merangkul para ulama dan kiai sehingga mereka dapat melangkah untuk syariah dan Khilafah. “Ini luar biasa!” decaknya.
Pasca mengikuti Konferensi Rajab 1432 H, ia menyatakan penegakkan syariah Islam dan Khilafah harus lebih digulirkan. “Ini kewajiban bersama!” tegasnya. Ia juga mengharapkan tokoh umat Islam jangan mau diadu-domba. Jangan sampai Khilafah itu dianggap hanya trik politik HTI. “Kita harus berterima kasih kepada HTI yang telah menyebarkan ide Khilafah. Khilafah ini untuk mensejahterakan negeri kita semua. Satu-satunya yang dapat menjadikan Islam jaya adalah Khilafah,” tegasnya sekali lagi.
Tokoh muda ini berpesan untuk semua umat Islam dan tokohnya, “Marilah kita bersatu menegakkan syariah Islam dalam naungan Khilafah! Marilah bersama berjuang bagi tegaknya Khilafah! Tidak mungkin Islam tegak, tidak mungkin syariah Islam tegak tanpa Khilafah.
Ustz. Hj. Irena Handono, Pakar Kristologi: HT Bukan Musuh Pemerintah
Nama Irena Handono sudah tidak asing bagi umat Islam di Indonesia, apalagi di kalangan aktivis dakwah. Sosok yang dikenal sebagai mantan biarawati ini aktif berdakwah untuk membentengi akidah umat Islam dari bahaya kristenisasi dan upaya pendangkalan akidah.
Pengalaman ruhani dan kejujuran dalam mencari kebenaran membuat tokoh Muslimah ini mendapatkan hidayah Allah hingga tertunjuki pada Islam. Bahkan setelah beberapa tahun menjadi muallaf, ia pun aktif membina para muallaf, bahkan akhirnya mengabdikan hidupnya untuk terjun dalam dakwah Islam.
Mengenal HT
Sembilan tahun setelah mengucapkan syahadat di tahun 1983, tepatnya pasca menunaikan ibadah haji, dengan motivasi dari rekan-rekan persaudaraan haji dan bimbingan para ulama di Jawa Timur, wanita kelahiran Surabaya 57 tahun silam ini memulai perkenalannya dengan dunia dakwah. Tak sedikit tantangan yang dihadapi; penentangan dari keluarga dan teman sesama aktivis gereja dulu; teror, surat kaleng, fitnah di masyarakat; juga upaya penculikan dan target pembunuhan isu dukun santet. Namun, keyakinannya terhadap Islam tak tergoyahkan dan tak membuat dirinya mundur dari medan dakwah.
Tiga tahun setelah hijrah ke Jakarta di tahun 2003, datanglah tiga orang aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia bersilaturahmi ke rumah kediamannya di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Perkenalan, diskusi, sharing dan dialog gayung bersambut. Keterbukaan, wawasan yang luas dan keinginannya untuk terus memperdalam Islam membuat mantan Ketua Legiun Maria saat masih Katolik dulu itu tak pernah menutup pintu dialog dengan berbagai kelompok Islam, termasuk Muslimah HTI.
Dalam forum-forum kajian yang diselenggarakan oleh HTI, baik nasional maupun daerah, pemilik nama kecil Han Hoo Lie tersebut kerap menjadi pembicara. Dalam beberapa aksi (masirah) nasional pun, tak jarang ia berorasi.
Dalam Muktamar Mubalighah Indonesia yang diselenggarakan Muslimah HTI, Rabu (21/4/2010) di Istora Senayan, Jakarta, pun ia tampil sebagai salah satu pembicara. Di hadapan sekitar 6000 mubalighah yang hadir, dengan lantang dan tegas ia menyampaikan materi yang bertema, “Khilafah Menghentikan Konspirasi Global Menghancurkan Bangsa melalui Perempuan”.
“Khilafah adalah satu-satunya bentuk sistem pemerintahan yang difardukan oleh Allah Rabbul ’alamin. Sistem inilah yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. kepada para sahabatnya ridwanullah ‘alayhim dan telah dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelahnya. Sistem ini ada untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam, mengemban dakwah Islamiyah ke seluruh penjuru dunia. Khilafah tidak lain adalah Imamah,” katanya bersemangat.
Bahkan di media cetak HTI, terutama Tabloid Media Umat, ia aktif memberikan kontribusi tulisan-tulisan yang memberikan inspirasi dan pencerahan kepada umat, terutama di bidang kristologi. Redaksi Media Umat pun mengakui, banyak pembaca yang menunggu-nunggu tulisannya, terutama dari Nusa Tenggara Timur dan daerah yang umat Islamnya masih minoritas. Bahkan bila tulisannya tidak muncul maka sms protes dari mereka pun bermunculan.
Kedekatannya dengan forum-forum, media maupun aktivis HTI bukan tanpa dampak. Sebagaimana beberapa tokoh nasional yang lain, dirinya pun kerap mendengar tudingan miring dari beberapa kalangan. Namun, isu dan cap negatif itu tak pernah ditelan mentah-mentah. Bahkan kepada al-wa’ie ia menegaskan, “Tolong dituliskan, bahwa Hizbut Tahrir bukan musuh pemerintah dan bukan musuh masyarakat!”
Mendukung HT
Mencermati perjuangan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, pendiri Irena Center ini menyatakan dua alasan sehingga partai Islam ideologis internasional tersebut layak didukung. Pertama: ide perjuangan HT tepat, ilmiah dan historis. Penulis buku laris Menyingkap Fitnah dan Teror ini mengamini komitmen perjuangan HT untuk menegakkan syariah dan Khilafah. Sebab, sistem kehidupan Islam dalam naungan Khilafah adalah sebuah kenyataan historis yang tak terbantahkan.
Lebih dari enam abad Khilafah Islam, pada masa kejayaannya, mampu menyejahterakan tidak hanya negeri-negeri Muslim, tetapi juga masyarakat dan negara non-Muslim di Asia, Afrika dan Eropa yang bersedia tunduk dalam kekuasaan Islam. “Bila ada sekelompok orang yang menyatakan perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah itu utopis, berarti mereka menyangkal kenyataan sejarah Islam. Utopis itu artinya kan cuma angan-angan yang tak pernah terjadi, padahal Khilafah Islam adalah realita sejarah yang tak terbantahkan! Sejarah pun mencatat belum pernah ada peradaban emas yang mampu bertahan hingga 14 abad kecuali peradaban Islam dalam bingkai Khilafah Islam,” tegasnya.
Kedua: pola dakwah HT tepat dan cantik. Maksudnya, pola dakwah HT yang selalu mengedepankan prinsip syar’i, ideologis, dan non kekerasan adalah pola dakwah yang sesuai dengan tuntunan Islam. Pada saat masyarakat dunia alergi dengan Islam dan melihat Islam itu menyeramkan, identik dengan kekerasan dan pedang, dakwah HT justru hadir dengan warna khas, cerdas, syar’i, santun dan non-kekerasan. “Pertahankan pola dakwah ini, saya sangat optimis perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah akan didukung oleh umat Islam,” harapnya.
Namun, ia mengingatkan, pasca perhelatan kolosal Konferensi Rajab ini, agar HT terus melakukan pembinaan masyarakat secara lebih intensif. “Masyarakat kita ini adalah masyarakat pelupa, makanya jangan pernah berhenti berdakwah!” pesannya. Allahu Akbar!
akhirnya HTI bubar…